Kebutuhan mendesak layanan kesehatan mental di lingkungan kampus menjadi perhatian utama bagi mahasiswa saat ini. Dalam kehidupan yang penuh dengan tekanan dan tuntutan, kesehatan mental menjadi aspek yang tidak boleh diabaikan.
Menurut Dr. Gita, seorang psikolog klinis, “Kesehatan mental adalah bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan. Tanpa kesehatan mental yang baik, mahasiswa tidak dapat mencapai potensi maksimalnya dalam belajar dan beraktivitas di lingkungan kampus.”
Namun, sayangnya, layanan kesehatan mental di lingkungan kampus masih terbatas dan seringkali tidak memadai. Hal ini membuat mahasiswa kesulitan untuk mendapatkan bantuan ketika mengalami masalah kesehatan mental.
Menurut Survei Kesehatan Jiwa Dunia WHO tahun 2020, prevalensi gangguan kesehatan mental di kalangan mahasiswa mencapai 25%. Angka ini menunjukkan pentingnya adanya layanan kesehatan mental yang mudah diakses dan terjangkau di lingkungan kampus.
Dr. Ani, seorang ahli psikiatri, menyarankan agar setiap kampus menyediakan layanan kesehatan mental yang komprehensif, mulai dari konseling hingga terapi yang lebih intensif. “Mahasiswa perlu merasa didengar dan didukung saat mengalami masalah kesehatan mental. Layanan kesehatan mental yang baik dapat membantu mereka mengatasi masalah dan meningkatkan kesejahteraan mereka,” ungkap Dr. Ani.
Dalam menghadapi kebutuhan mendesak layanan kesehatan mental di lingkungan kampus, kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pihak kampus, pemerintah, dan organisasi kesehatan mental, sangat diperlukan. “Kesehatan mental adalah tanggung jawab bersama. Kita semua perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kampus yang mendukung kesehatan mental mahasiswa,” tambah Dr. Gita.
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di kalangan mahasiswa, diharapkan layanan kesehatan mental di lingkungan kampus dapat terus ditingkatkan agar mahasiswa merasa nyaman dan aman dalam mengatasi masalah kesehatan mental yang mereka hadapi.